Mawa khalaqta hadza baatilaan,
begitu kata Alqu’an. Tegas. Semua yang ada di
kehidupan ini, semua! Manfaaat! Gak usah yang besar2 deh, kayak hadirnya orang2
yang silih berganti dalam hidup kita, yang baik, yang buruk, yang lama bersama atau
yang cuma sepintasan, yang suka mendukung, suka menodong, sering memeluk,
sering memukul bahkan yang cuma ngedipin mata, semua Tuhan hadirkan di hidup
kita untuk sebuah alasan. Mereka adalah support system dalam hidup kita,
untuk menguatkan, untuk menyempurnakan. Hargai kehadiran mereka dengan cara
perlakukan mereka dengan sebaik mungkin sebisa kita, karena apa, karena
perbuatan baik yang kita lakukan pada dasarnya untuk kita sendiri, begitu pun
sebaliknya, terlebih dari itu karena kehadiran mereka adalah untuk
menyempurnakan tiap episode dalam hidup kita yang cuma sesaat ini.
Udah nonton Life of Pi? Film ini berkisah
tentang perjuangan hidup seorang anak laki-laki berusia 16 tahun bernama
Piscine Molitor Patel biasa dipanggil Pi. Pi terjebak di sebuah sekoci setelah
bencana kapal laut yang menewaskan keluarganya. Pi ditemani seekor harimau bernama Richard
Parker. Dalam bayangan orang biasa (seperti saya) tinggal satu sekoci dengan
binatang buas adalah cara paling mudah mengelarkan hidup, itu pula yang ada
dalam benak Pi. Pi seorang diri terpisah dari
keluarganya yang tewas semua karena bencana kapal laut yang akan membawa mereka
ke Kanada. Ironisnya, PI selamat bersama Zebra dan Orang Utan (orange juice) yang
akhirnya habis dimangsa Richard Parker. Tinggalah Pi berduaan dalam sekoci
dengan Richard Parker. Mereka berdua terombang ambing di lautan lepas,
yang otomatis membahayakan nyawa Pi. Setiap harimau itu bergerak, Pi akan siaga
dengan alat seadanya untuk menyelamatkan dirinya dari ganngguan Richard Parker.
Berkali2 Pi terlibat adu “jotos” dengan sang harimau, berbagai cara ia lakukan
agar bisa selamat dari terkaman Richard Parker.
Inilah, ternyata hadirnya Richard Parker yang disangka Pi
akan menghabiskan hidupnya, berbalik 99 derajat, justru Richard Parkerlah yang membuat
Pi mau melanjutkan hidupnya. Jika tidak ada Richard Parker, kemungkinan besar
pi sudah mati karena bunuh diri, tidak ada usaha untuk menyelamatkan dirinya. Film ini bukan
hanya mengajarkan untuk tetap positif pada apapun, tetapi menekankan kita bahwa
apapun yang hadir dalam hidup kita untuk sebuah alasan, alasan untuk
menyempurnakan hidup kita. Well,
film tersebut hanya satu dari triliunan kisah tentang betapa Tuhan memiliki
maksud, meletakan alasan ketika menempatkaan sesuatu dalam episode hidup kita,
namun sudahkah kita menyadarinya, sudahkan kita menghargai kehadiran apa atau siapa dalam hidup kita?
Komentar
Posting Komentar