Sebelum memiliki anak, sebagai ibu aku sudah mendambakan dan berhasrat untuk berusaha mencipta anak yang gila baca. Alasan pertama adalah ingin mengaplikasikan ayat pertama-NYa. Alasan kedua adalah ingin memberikan jendela kehidupan terbaik untuknya, dan yang ketiga adalah, bagiku, menurutku tidak ada hobi sebagus, sesederhana, semudah dan sebaik membaca. Paling tidak tiga alasan itulah yang membuatku sangat ingin aku menjadi cinta baca dan menularkan efeknya pada orang sekitar.
Sejak dalam kandungan, aku membiasakan diri untuk membacakan janinku buku. Mulai dari buku cerita sampai tafsir al-Qur’an. Mulai dari bahasa Indonesia, Bahasa Arab, dan bahasa Inggris yang sering kali aku tidak tahu artinya. Sering kali ia seakan merespon apa yang kubaca. Seakan tertawa bila pas di bagian yang lucu, atau bersedih bila sampai pada ayat-ayat yang menyentuh.
Ketika ia lahir, kebiasaan membacakan cerita tetap aku jalankan. Segala macam cara aku terapkan. Dan tibalah, hingga aku kebosanan sendiri dengan caraku. Seorang teman memberi tahu Glenn Doman, gatellah aku, hingga aku harus pensaran mencari apa dan siapa Glann Doman. Dan ketika tahu bahwa ia adalah seorang yang sangat kreatif yang memiliki cara sangat mudah untuk menanamkan kecintaan anak kepada buku, aku langsung mengekornya. Glenn Doman dengan flash card-nya, telah menghipnotis para bayi untuk selalu haus kata-kata, selalu ingin membaca.
Alhamdulillah, si Abank cocok. Tak ada satu haripun lewat, tanpa rengekannya minta main kartu. Dan tak ada akhir permaian yang dilewati tanpa menangis, ya betul, ia selalu menangis bila permaian kartu-kartu yang kubuat sendiri itu berkahir, ia selalu kekurangan. Selalu ingin main. Tetapi karena memang metode yang dibuat Glenn doman itu sengaja untuk membuat anak-anak menjadi addict, aku terpaksa menyudahi permainan dan tak henti menggoda si abang: ”Abang gila kartu, abang gila kartu, abang gila baca, baca.....” sambil tak henti menciuminya.
Hmmm. Semoga, langkah ini disepakatinya. Mudah dan sangat menyenangkan. Aku jadi inget pepatah arab yang mengatakan bahwa belajarlah kamu mulai dari buaian hingga ke liang lahat. Subhanallah. Teorinya sudah sangat lama ku kenal, dan baru kali ini aku bisa mengaplikasikannya. Dan memang benar apa yang dikatakan para ilmuwan, semakin dini kita belajar, semakin dini pula kita bisa, dan semakin dini pula kita mengenal diri, dan semakin dini pula mengenal sang pencipta, dan dari semua kedinian itu, insyaAllah akan semakin dini menjadi baik. Asal tidak terlalu dini meninggalkan dunia saja. Hehe.
27 agustus 2010.
Sejak dalam kandungan, aku membiasakan diri untuk membacakan janinku buku. Mulai dari buku cerita sampai tafsir al-Qur’an. Mulai dari bahasa Indonesia, Bahasa Arab, dan bahasa Inggris yang sering kali aku tidak tahu artinya. Sering kali ia seakan merespon apa yang kubaca. Seakan tertawa bila pas di bagian yang lucu, atau bersedih bila sampai pada ayat-ayat yang menyentuh.
Ketika ia lahir, kebiasaan membacakan cerita tetap aku jalankan. Segala macam cara aku terapkan. Dan tibalah, hingga aku kebosanan sendiri dengan caraku. Seorang teman memberi tahu Glenn Doman, gatellah aku, hingga aku harus pensaran mencari apa dan siapa Glann Doman. Dan ketika tahu bahwa ia adalah seorang yang sangat kreatif yang memiliki cara sangat mudah untuk menanamkan kecintaan anak kepada buku, aku langsung mengekornya. Glenn Doman dengan flash card-nya, telah menghipnotis para bayi untuk selalu haus kata-kata, selalu ingin membaca.
Alhamdulillah, si Abank cocok. Tak ada satu haripun lewat, tanpa rengekannya minta main kartu. Dan tak ada akhir permaian yang dilewati tanpa menangis, ya betul, ia selalu menangis bila permaian kartu-kartu yang kubuat sendiri itu berkahir, ia selalu kekurangan. Selalu ingin main. Tetapi karena memang metode yang dibuat Glenn doman itu sengaja untuk membuat anak-anak menjadi addict, aku terpaksa menyudahi permainan dan tak henti menggoda si abang: ”Abang gila kartu, abang gila kartu, abang gila baca, baca.....” sambil tak henti menciuminya.
Hmmm. Semoga, langkah ini disepakatinya. Mudah dan sangat menyenangkan. Aku jadi inget pepatah arab yang mengatakan bahwa belajarlah kamu mulai dari buaian hingga ke liang lahat. Subhanallah. Teorinya sudah sangat lama ku kenal, dan baru kali ini aku bisa mengaplikasikannya. Dan memang benar apa yang dikatakan para ilmuwan, semakin dini kita belajar, semakin dini pula kita bisa, dan semakin dini pula kita mengenal diri, dan semakin dini pula mengenal sang pencipta, dan dari semua kedinian itu, insyaAllah akan semakin dini menjadi baik. Asal tidak terlalu dini meninggalkan dunia saja. Hehe.
27 agustus 2010.
Komentar
Posting Komentar