By: Azzah Zain Al Hasany
Aku punya seorang perempuan bernama Hasanah
Galak, keras kepala, jewerannya membuat telinga bak tertusuk panah
Makiannya akan kelalaian sholatku membuat hati bernanah
Perempuan itu dengan darahnya, keringatnya, cintanya, doanya hidup abadi dalam diriku hingga kelak menyatu dengan tanah
Perempuan itu, jantung hatiku itu, kini almarhumah
Galak, keras kepala, jewerannya membuat telinga bak tertusuk panah
Makiannya akan kelalaian sholatku membuat hati bernanah
Perempuan itu dengan darahnya, keringatnya, cintanya, doanya hidup abadi dalam diriku hingga kelak menyatu dengan tanah
Perempuan itu, jantung hatiku itu, kini almarhumah
Aku punya seorang perempuan bernama Hasanah
Malamnya tak pernah dihabiskannya di kasur
Di atas sajadah bibirnya basah tak henti memuji sang Maha Luhur
Dan nama kami disebutnya satu-satu agar hidup makmur
Dari dunia kelak hingga ke liang kubur
Malamnya tak pernah dihabiskannya di kasur
Di atas sajadah bibirnya basah tak henti memuji sang Maha Luhur
Dan nama kami disebutnya satu-satu agar hidup makmur
Dari dunia kelak hingga ke liang kubur
Aku punya seorang perempuan bernama Hasanah
Perempuan yang tak kenal sekolah namun memaksa anaknya sekolah
Perempuan yang tak punya uang tapi tak punya malu pinjam uang
Demi pendidikan yang dulu tak bisa dikenyamnya agar bisa dikenyam para buah hatinya.
Perempuan yang menahan lapar di atas keyangnya perut sang anak
Perempuan yang cintanya, sayangnya, kasihnya, doanya tak habis-habis, tak kering-kering.
Perempuan yang tak kenal sekolah namun memaksa anaknya sekolah
Perempuan yang tak punya uang tapi tak punya malu pinjam uang
Demi pendidikan yang dulu tak bisa dikenyamnya agar bisa dikenyam para buah hatinya.
Perempuan yang menahan lapar di atas keyangnya perut sang anak
Perempuan yang cintanya, sayangnya, kasihnya, doanya tak habis-habis, tak kering-kering.
Perempuan itu Allah, bernama Hasanah
Cita-citanya sederhana hanya ingin kami berilmu tinggi
Berakhlak terpuji
Berakal manusiawi
Dan berjiwa ilahi
Cita-citanya sederhana hanya ingin kami berilmu tinggi
Berakhlak terpuji
Berakal manusiawi
Dan berjiwa ilahi
Perempuan itu Allah, Hasanah itu amat menggilai Jum’at
Jum’at katanya hari mukjizat,
Shodaqoh di hari itu dibalas berlipat
Doa diijabah tanpa telat
Malaikat berjaga tanpa sesat
Allah, sejak lama Perempuan itu ingin mati di hari Jum’at
Dan…….. Allah, Engkau menyepakatinya tanpa ralat.
Jum’at katanya hari mukjizat,
Shodaqoh di hari itu dibalas berlipat
Doa diijabah tanpa telat
Malaikat berjaga tanpa sesat
Allah, sejak lama Perempuan itu ingin mati di hari Jum’at
Dan…….. Allah, Engkau menyepakatinya tanpa ralat.
Duhai Allah, duhai Cinta
sayangi perempuan itu, perempuan bernama Hasanah, melebihi sayangnya pada kami,
melebihi sayangnya pada apapun, melebihi sayangnya pada-Mu. Allah.....
sayangi ya Allah, sayangi... sayangi....
sayangi ya Allah, sayangi... sayangi....
August, 3rd 2018.
(puisi di atas dibacakan pada saat peringatan hari ketujuh wafatnya Umi, pahlawanku, pahlawan kami) Alfatihah.
(puisi di atas dibacakan pada saat peringatan hari ketujuh wafatnya Umi, pahlawanku, pahlawan kami) Alfatihah.
Komentar
Posting Komentar