EMAK EMAK

Bisa menjelajahi Indonesia (semoga dunia) memang impianku sejak dulu, makanya ketika ada kesempatan untuk itu, aku selalu senang menerimanya, baik sebagai PR,  news writer, photographer, ataupun translator. Beberapa daerah di Indonesia pernah kujelajahi, aku senang bukan main, bisa melihat betapa luas dan indahnya negeri tercintaini. Subhanallah.

Meskipun begitu, aku kadang suka sedih mendapatkan tugas keluar kota. Karena harus jauh dari keluarga, dari umi, suami dan anak2. Apalagi kalau keadaan mereka sedang tidak fit. Biasanya kalau mereka sakit, sakit yang tidak terlalu berat seperti flu dan batuk aku memutuskan tetap pergi dengan meninggalkan aneka pesan untuk orang yang menjaga mereka, apa saja yg harus mereka lakukan sudah aku katakan.  Kecuali sakit mereka serius, aku pasti memutuskan untuk izin ke atasan untuk digantikan dengan staf yg lain, tetapi alhamdulillah kejadian ini tidak pernah terjadi, mudah2an tidak akan pernah. Amiiin.



Tetapi, meskipun mereka sehat, sebagai seorang ibu aku tetap saja kangen mereka yang kutinggalkan kala sedang tugas luar kota. Terutama anak-anak, canda, tawa, ocehan dan pelukan mereka selalu saja juara. Sampai saat ini belum ada yang mengalahkan. 

Dan, aku, semenjak menggunakan smart phone, aku sering kali merekam perbincanganku dengan anak-anak, ternyata rekaman itu bisa mengobati rasa rindu yang menggebu dengan mereka. Contohnya seperti saat ini, saat jarak memisahkan, saat telephone saja tidak bisa menggugurkan rindu itu, rekaman-rekaman itu membuatku merasa bersama mereka. 

"Ayo bintang Abank apa saja hari ini?" Tanyaku dalam rekaman perbincanganku dengan si Abank di suatu malam, pada kebiasaan kami mencatat apa saja yg telah dilakukan, memberinya tanda bintang pada perbuatan yang kami setujui bahwa itu perbuatan baik dan memberinya gambar halilintar pada perbuatan yang kami setujui bahwa itu merugikan atau mencelakakan. 

"Hm, aku hari ini sekolah bunda"
"Pertama: Abank sekolah, 10 bintang" kataku sambil mencatat di buku khusus si abank. "Terus di sekolah ngapain aja ka?"

"Coret-coret bangku" katanya santai dan riang, tapi malah membuatku kaget. Tapi aku tidak langsung konfirmasi, aku coba tanya lagi pelan, "coret-coret bangku, maskudnya gimana ka?" Tanya selembut mungkin
"Ya coret-coret bangku Bunda...."
"Oke, corat-coret bangku" kataku sambil mencatat 
"Itu disuruh bu guru ka?" Tanyaku masih belum percaya
"Iya"
"Mencoret-coret bangku atau buku ka?" Konfirmasi
" Coret-coret bangku yang ada di buku" 
"Halaaah" kataku dalam hati. Itu mewarnai kali ka. Kataku yang tak aku utarakn ke abank.
"Oh, jadi kayak mewarnai ghitu ya nak!"
"Iya!" Katanya kalem, dia ga tau kalau bundanya baru saja sport jantung.
"Mencoret-coret bangku yang ada di dalam buku, 10 bintang"

"Terus ka?"
"Aku tadi juara satu matiin semut bunda"
"Matiin semut?" Sekolah macam apa ini, gumam hatiku
"Maksudnya ka?"
"Aku disuruh bu Guru matiin semut, dan aku juara satu bunda"
"Matiin semut? Maksudnya gimana ka?" aku sudah hopeless, ajaranku mengenai sayang binatang mentah lagi, di sekolah mereka bahkan diperintah membunuh binatang. Mulai Lebay.
"Begini lo Bunda," abank mengambil pulpen yang ada di tanganku, dia mengambil alih buku yang khusus. Lalu dia menitik-nitikan bentuk sebuah huruf lalu dia menghubungkan titik-titik itu. "Begini loh bunda....!"
"Oh, menyambungkan titik titik" kataku lega. Kenapa harus memilih kata mematikan semut, ah ada-ada saja gurunya abank itu.

"Ok, menyambungkan titik 10 bintang"

Begitulah, kejadian2 sederhana di rumah sering aku rekam dan aku putar jika aku sedang jauh dari mereka. And it works. Kadang tambah kangen, kadang membunuh kangen, yang jelas mereka memotivasiku untuk memberikan yang terbaik, demi mereka.

"Oh ya, tapi kaka dapet halilintar y hari, karena sudah membuat nenk Shofi nangis karena sudah dijambak rambutnya sama Abank"
"Lima halilintar" 
"Ok Bunda!"
"Emang kenapa sih abank musti jambak rambut nenk shofi?"
"Habis enenknya ambil mainan aku. Aku kan kesel Bunda..."
"Tapi kan tidak  harus jambak2 Nak, kasihan kan nenk shofinya jadi nangis. Emang Abank ga kasihan kalo Nenk shofi nangis." Kataku menatap matanya
"Kasihan sih Bunda!" Katanya dengan intonasi khasnya
"Lain kali ga boleh y sayang!"
"Iya Bunda, jadi berapa jumlah bintangku hari ini Bunda,"
"Coba kaka hitung sendiri,"
"1,2,3,10,30,45"
"Asyiiik, banyakan bintangnya bunda dibanding halilintar, berarti perbuatan baikku lebih banyak dong daripada buruknya. Aku anak baik dong bunda...!"
"Iya, dijaga dan ditambah terus y ka, jangan sampe kaka dapet halilintar lagi y!
"Iya bunda" katanya memelukku.

Aku makin rindu mereka.
Menuju Brastagi, Medan, 25 Mei 2013
Powered by Telkomsel BlackBerry®

Komentar